BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu disuatu Negara.
Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu belum baik. Di kawasan
ASEAN Indonesia mempunyai AKI yang paling tinggi.
Pelayanan kesehatan primer di
prakirakan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1.2 Rumusan
masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
-
Apa
pengertian AKI & AKB ?
-
Apa
penyebab AKI & AKB ?
-
Bagaimana
Data AKI & AKB ?
-
Apa
Usaha untuk menurunkan AKI & AKB ?
-
Apa
penyebab AKI & AKB masih tinggi ?
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui:
-
pengertian
AKI & AKB
-
penyebab
AKI & AKB
-
Data
AKI & AKB
-
Usaha
untuk menurunkan AKI & AKB
-
penyebab
AKI & AKB masih tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
pengertian
AKI dan AKB
AKI adalah banyaknya
wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas
(42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. tanpa melihat usia dan lokasi
kehamilan.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
berusia dibawah satu tahun,per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
2.
Penyebab
Kematian ibu disebabkan oleh :
·
perdarahan
·
tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia)
·
infeksi
·
persalinan macet dan komplikasi keguguran
·
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat
keluarga
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi
adalah
·
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
·
kekurangan oksigen (asfiksia).
·
hipotermia (kedinginan)
·
imaturitas
·
infeksi.
Penyebab tidak
langsung kematian ibu dan bayi adalah
·
kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi
dan budaya.
·
Kondisi geografi
·
keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut
memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3
terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan
dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua,
terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran).
3.
Data
AKI & AKB
Angka Kematian Ibu (AKI) diperoleh melalui berbagai
survey yang dilakukan secara khusus seperti survey di Rumah Sakit dan beberapa
survey di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan
dilaksanakannya Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survey Demografi &
Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih
luas dibanding survey-survey sebelumnya.
Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara
konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT:
·
AKI tahun 1986 : 450 per 100.000
kelahiran hidup
·
425 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1992,
·
Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survey mengenai
AKI
·
Pada tahun 2002-2003, AKI sebesar 307
per 100.000 kelahiran hidup
·
kemudian menjadi 248 per 100.000 kelahiran
hidup (SDKI 2007)
Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun.
Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada
tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila
penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut
dimasa mendatang sulit tercapai.
Beberapa tahun terakhir AKB telah
banyak mengalami penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat
kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia.
·
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 1995
- 1999 yaitu 55 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
·
pada tahun 1995-1999 mencapai 46
kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
·
pada tahun 2000 kemudian naik
menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup
·
pada tahun 2001 sebesar 50 per 1.000
kelahiran hidup
·
pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000 kelahiran
hidup
·
Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003
terjadi penurunan yang cukup besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup
·
sementara hasil SDKI 2007 hasilnya
menurun lagi menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini berada jauh dari
yang diproyeksikan oleh Depkes RI yakni sebesar 26,89 per 1.000 kelahiran hidup
4.
Usaha
untuk menurunkan AKI & AKB
Menurut
Menkes, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB antara lain
·
mulai
tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di
Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam
program Kesehatan Ibu dan Anak.
·
Untuk
tahun ini, sebanyak 300 Puskesmas di wilayah Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera,
Sulawesi, Maluku dan Papua memperoleh dana operasional sebesar Rp 10 juta per
bulan. Mulai tahun 2011, seluruh Puskesmas yang berjumlah 8.500 akan
mendapatkan BOK.
·
ibu
dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan
yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga.
·
salah
satu upaya terobosan adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan “stiker” ini, dapat meningkatkan
peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi
pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi
pasca persalinan.
Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Menurut Menkes, upaya yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan akan lebih optimal apabila semua khususnya Pemerintah Daerah berperan aktif, mendukung dan melaksanakan semua program percepatan penurunan AKI dan AKB. Selain itu juga perlu dukungan pihak swasta baik dalam pembiayaan program kesehatan melalui CSR-nya maupun partisipasi dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan swasta.
Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Menurut Menkes, upaya yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan akan lebih optimal apabila semua khususnya Pemerintah Daerah berperan aktif, mendukung dan melaksanakan semua program percepatan penurunan AKI dan AKB. Selain itu juga perlu dukungan pihak swasta baik dalam pembiayaan program kesehatan melalui CSR-nya maupun partisipasi dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan swasta.
5.
Penyebab
AKI & AKB sampai sekarang masih tinggi
- Angka kematian yang ada saat ini tidak mencerminkan kondisi sat ini. Karena SDKI menggambarkan data 5 tahun yang lalu.
- Terbatasnya pelayanan kesehatan ibu : tenaga, sarana, belum optimalnya keterlibatan swasta
- Terbatasnya kualitas tenaga kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan: antenatal yang terintegrasi, pertolongan persalinan, penanganan komplikasi kebidanan, keluarga berencana.
- Belum adanya sistem pelayanan kesehatan yang sesuai untuk daerah terpencil : belum ada regulasi untuk memberikan kewenangan yang lebih untuk tindakan medis khusus, terbatasnya insentif untuk tenaga kesehatan, terbatasnya sarana/dana untuk transportasi (kunjungan dan rujukan)
- Kurangnya dana operasional untuk pelayanan kesehatan ibu, terutama untuk daerah terpencil
- Kurang optimalnya pemberdayaan masyarakat : ketidaksetaraan gender, persiapan persalinannya dan dalam menghadai kondisi gawat darurat (mandiri) di tingkatan desa.
- Belum optimalnya perencanaan terpadu lintas sektor dan lintas program untuk percepatan penurunan angka kematian ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
. AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
berusia dibawah satu tahun,per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya
percepatan penurunan AKI dan AKB.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya .
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada teladan daan uswan
kita nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan semua umatnya yg
istikomah sampai akhir zaman.
Makalah yang kami susun ini adalah
berkenaan dengan matakuliah ASKEB V
mengenai angka kematian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ).Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini , kami masih banyak terdapat kesalahan ,
maka dari itu dengan penuh rasa hormat kami mohon maaf apabila dalam penulisan
kami masih banyak kealfaan.untuk itu kami akan menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kami bias
memperbaiki penulisan makalah ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga makalah ini berguna bagi
kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Cirebon,
Oktober 2010
Penulis