MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG DIMENSI DAN PENILAIAN KREATIF

Anakciremai
By -
0
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kreativitas mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui kreativitas yang dimilikinya, manusia memberikan bobot dan makna terhadap kehidupanj. Dalam berbagai kepustakaan orang-orang yang memiliki kretif tinggi itu dilukiskan dengan istilah-istilah ; talented, gifted individuals, atau outstanding, disfunguished, distincted, atau highly achievers. Ini bukan hanya menunjuk pada dimensi potensial dan kemampuan intelektual seseorang, melainkan pada dimensi
aktualnya yang diwujudkan dalam karya-karya kreatif. Seperti halnya pada Anak gifted (berbakat) dalam keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tetapi juga dilihat dari segi prestasi, kreativitas, dan karakteristik pribadi dan social lainnya dilihat dari kemampuan yang bersifat potensial maupun actual (Prestasi).
Renzuli (1978) merumuskan konsep pemikiran bahwa keberbakatan itu terbentuk dari ahsil interaksi tiga aspek penting yaitu: kecakapan diatas rata-rata, komitmen tugas yang tinggi dan kreativitas. Orang yang berperilaku kreatif tertentu dalam interaksi dengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
Kreativitas terbentuk sebagai hasil dari keterpaduan fungsi-fungsi berfikir, perasaan, pengindraan dan intuisi sebagai totalitas. Jadi dapatlah dikatakan bahwa keberbakatan akan terwujud didalam perilaku-perilaku kreatif. Dengan kata lain kretivitas merupakan ekspresi puncak keberbakatan “… creativity, the highest expression of giftedness,…” (Clark, 1988: 48). Untuk mengidentifikasi bagaimanakah seseorang dikatakan kreatif maka diperlukan suatu criteria kreatif yang pasti.



1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan penulisan Makalah yang berjudul Kriteria Kreatif adalah sebagai berikut:
1. untuk memenuhi salah satu tugas haura mata kuliah Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.
2. memberi pengetahuan yang baru tentang kriteria kreatif.

1.3 Pembatasan Masalah
Agar dalam penyajian makalah ini tidak terlalu melebar maka penulis membatasinya pada hal sebagai berikut:
a. Tiga dimensi kreatif yang menyangkut Proses, Person dan Product.
b. Penilaian product kreatif melalui analisa Obyektif atau Pertimbangan Subyektif.


















BAB II
DIMENSI
dan
PENILAIAN KREATIF


Pada dasarnya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Untuk menentukan apakah seseorang itu kreatif atau tidak perlu diadakan identifikasi yang benar. Seperti menurut Shapiro (1973) bahwa tanpa ada kejelasan mengenai kriteria kreativitas, suatu kajian kreativitas patut diragukan keabsahannya. Penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu dimensi proses, person dan produk kreatif (Amabile,1983).

2.1 Dimensi Proses
Dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Menurut konsep kreativitas proses kreatif diartikan bersibuk diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran, fleksibilitas (keluwesan, orisinalitas dalam berfikir dan berperilaku).
Seperti menurut Wallas bahwa proses berfikir kreatif seseorang sama dengan pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia dimana manusia menempuhnya melalui empat fase antara lain sebagai berikut:
a. persiapan (mencari atau mengumpulkan informasi)
b. Inkubasi (pengeraman atau mengerami).
Ketika masalah itu muncul walaupun kita melakukan pekerjaan lain bukan berarti kita melupakan masalah itu tetapi kita erami dulu.
c. Iluminasi (memperoleh kunci pemecahan sebagai pemahaman yang tepat).
d. Evaluasi atau Verifikasi (mengecek untuk mengetahui apakah pemecahan itu berhasil atau mengalami kendala).

2.2 Dimensi Person
Orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang yang kurang kreatif. Amabile (1983) mengatakan bahwa pengertian person sebagai kriteria kreativitas identik dengan apa yang disebut kepribadian kreatif.
Menurut teori Humanistik yang dikenalkan oleh Carl Rogers dan A. Maslow kreatif sebagai satu aspek kepribadian, adanya aktualisasi diri dari potensi-potensi seseorang. Bahwa setiap individu ketika lahir telah memiliki potensi kreatif dan selanjutnya bagaimana usaha individu untuk mendorong tetaktualisasinya potensi kreatif dalam dirinya.
Menurut Guilford kepribadian kreatif meliputi dimensi Kognitif (yaitu bakat) dan dimensi non-kognitif (minat, sikap, dan kualitas temperamental). Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif. Prosedur identifikasi orang-orang kreatif biasanya dilakukan melalui teknik self-report, nominasi dan penilaian oleh teman sebaya, rekan sejawat dengan menggunakan pertimbangan subyektif.

2.3 Dimensi Produk
Produk kreatif menunjuk pada hasil perbuatan kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan sehingga disebut Puncak kreativitas “Kriteria Puncak”. Suatu produk kreatif harus memiliki nilai kebaruan yang menggambarkan satu kemampuan melahirkan ide atau produk yang benar-benar baru, baik dan berguna bagi masyarakat.
Untuk melihat sejauhmana suatu produk dikatakan kreatif, misalnya mengenai kriteri produk kreatif di bidang keilmuan MC Pherson (1963: 24) menyebutkan sebelas indikator antara lain sebagai berikut:
a. Patents
b.Patents disclosures (keterbukaan)
c. Publications
d.Unpublished research report.
e. Unprinted oral presentation (presentasi terselubung).
f. improved process (proses memperbaiki)
g. new instrument (instrument atau alat baru).
h. new analytical methods (metode analisis baru)
i. ideas
j. new products
k. new compounds (bahan baru).
Pada semua indicator diatas tampak bahwa kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauhmana produk tersebut memiliki kebaruan, bermanfaat dan dapat menyelesaikan masalah. Ini karena produk kreatif secara langsung menggambarkan penampilan actual seseorang dalam kegiatan kreatif.

2.3.1 Analisis Obyektif
Ini merupakan cara dalam proses penilaian terhadap produk kreatif. Analisa obyektif digunakan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya-karya yang dapat di observasi wujud aslinya.
Menurut Ghiselin (1963) untuk melihat kualitas intrinsiknya apakah produk tersebut kreatif maka digunakan analisa obyektif. Kelebihan analisa obyektif ini secara langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya yaitu karya kreatif. Akan tetapi metode ini tidak cukup memadai seperti menurut Amabile (1983: 27) alasannya sangat sulit untuk mendeskripsikan kualitas produk-produk yang beragam secara matematis untuk menilai kualitas intrinsic suatu produk kreatif.

2.3.2 Analisa Subyektif
Diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Ini digunakan juga dalam menilai kreativitas remaja. Dalam pertimbangan subyektif; secara konseptual suatu produk dinilai kreatif apabila didasarkan pada criteria:
a. produk tersebut bersifat baru, unik, berguna atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu dan benar.
b. lebih bersifat heuristic; menampilkan metode yang masih belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya sehingga dapat dilihat sejauhmanakah mereka sepakat bahwa sesuatu atau seseorang itu kreatif.

Selain itu dalam pertimbangan subyektif juga harus dilihat dari dua definisi terttentu antara lain:
a. secara konsensual
menekankan segi produk kreatif yang dinilai derajat kreativitasnya oleh pengamat. Adanya Kesepakatan bersama “kreativitas merupakan suatu produk atau respon yang dinilai kreatif oleh pengamat yang ahli”.
b. dimensi konseptual
tercermin pada criteria kreativitas, yaitu novelty (baru / bersifat orisinal), tenable (berlaku), useful (berguna), dan satisfying (memuaskan) sejauh dinilai oleh orang lain dan berdasar pada konsep yang disetujui oleh para ahli.

Kelebihan dalam penilaian secara subyektif dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif (praktis), dapat menjaring orang-orang atau produk yang sesuai dengan kriteri kreativitas yang ditentukan oleh pengukur. Ternyata panilaian ini juga mempunyai kelemahan dimana setiap penimbang mungkin mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang disebut kreatif itu.





BAB III
PENUTUP

kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Renzuli (1978) merumuskan konsep pemikiran bahwa keberbakatan itu terbentuk dari ahsil interaksi tiga aspek penting yaitu: kecakapan diatas rata-rata, komitmen tugas yang tinggi dan kreativitas
Menurut teori Humanistik yang dikenalkan oleh Carl Rogers dan A. Maslow kreatif sebagai satu aspek kepribadian, adanya aktualisasi diri dari potensi-potensi seseorang. Penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu dimensi proses, person dan produk kreatif (Amabile,1983). Bahwa setiap individu ketika lahir telah memiliki potensi kreatif dan selanjutnya bagaimana usaha individu untuk mendorong teraktualisasinya potensi kreatif dalam dirinya.


DAFTAR PUSTAKA

Munandar, S.C.U. (1982). Pemanduan Anak Berbakat: Suatu Studi Penjajakan. Jakarta: Rajawali.
Somantri, Sutjihati. (1996). Psikologi Anak Luar Biasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Supriadi, Dedi. (1994). Kretivitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.
Perspektif Pendidikan Anak Gifted.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)