Asuhan keperawataan tentang Keganasan Tulang yang meliputi tumor tulang
Macam-macam bentuk neoplasma pada system musculoskeletal:
-Tumor osteogenik
-Konrogenik
-Fibrogenik
-Rabdomiogenik
-Tumor saraf
Tumor tulang dibagi menjadi 3:
1. Tumor tulang benigna
Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas-batas, gejalanya sedikit, dan tidak menyebabkan kematian. Tumor tulang meliputi:
-Kista tulang
Merupakan lesi yang invasive dalam tulang
-Osteokondroma
Biasanya terjadi sebagai tonjolan tulang besar pada ujung tulang panjang (pada lutut/bahu)
-Enkondroma
Merupakan tumor tulang yang sering pada karilago hialin yang tumbuh di tangan, rusuk, femur, tibia, humerus/pelvis. Gejala satu-satunya adalah linu yang ringan.
-Osteoid osteoma
Merupakan tumor nyeri yang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
-Tumor sel raksasa (osteoklastoma)
Tumor benigna selama beberapa waktu tetapi dapat mengatasi jaringan local dan menyebabkan destruksi. Bersifat lunak dan hemoragis.
2. Tumor tulang maligna
Tumor musculoskeletal maligna primer tumbuh dari sel jaringan ikat dan penyokong (sarcoma) atau dari elemen sum-sum tulang (mieloma).tumor musculoskeletal maligna meliputi:
-Osteosarkoma
Tumor tulang ini yang paling sering dan fatal. Ditandai dengan metastatis hematogen awal ke paru.dan menyebabkan mortalitas tinggi.
-Kondrosarkoma (tumor maligna primer kartilago hialin)
Tempat tumor ini sering pada pelvis, rusuk, femur, humerus, vertebra, scapula dan tibia
-Sarkoma Ewing
-Fibrosarkoma
Sarcoma jaringan lunak
-Lipo sarcoma
-Fibro sarcoma jaringan lunak
-Rabdomiosarkoma
3. Kanker tulang metastatik
Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja mengatasi tulang dan menyebabkan destruksi tulang local. Tumor yang bermetastatis ketulang paling sering adalah karsinoma ginjal, prostate, paru, payudara, ovarium, dan tiroid. Dan sering menyerang kranium, vertebra, velvis, vemur dan humerus.
Pada kanker tulang metastatis ke payudara, paru dan ginjal terjadi hiperkalsemia dengan gejala kelemahan otot, keletihan, anorexia, mual, muntah, poliuria, disritmia jantung, kejang dan koma.
Patofisiologi
Adanya tumor di tulang -- reaksi tulang normal dengan respon osteolitik (destruksi tulang) atau respon osteoblastik (pembentukan tulang)
Manifestasi klinis
-Nyeri
-Kecacatan
-Adanya pertumbuhan yang jelas
-Kehilangan BB
-Malaise
-Demam
Evaluasi diagnostic
Pemeriksaan fisik, CT, pemindaian tulang, mielogram, arteriografi, MRI, biopsy, dan essai biokimia darah dan urine, dan foto sinar-x (untuk menentukan adanya metastatis paru).
Penatalaksanaan
-Eksisi bedah
Komplikasi yang mungkin muncul dari eksisi bedah termasuk infeksi, dislokasi prostesis, non union allograft, fraktur, devetalisasi kulit dan jaringan lunak, fibrosis sendi dan kekambuhan tumor.
-Radiasi
Proses keperawatan
Pengkajian
-Catat pemahaman pasien mengenai proses penyakit
-Tanyakan pada pasien dan keluarga bagaimana cara mengatasi masalah
-Tanyakan pada pasien bagaimana mengatasi nyeri
Pemeriksaan fisik
-Palpasi ukuran dan pembengkakan jaringan lunak
-Kaji nyeri tekan
-Kaji status neurovascular
-Kaji mobilitas dan kemampuan melakukan activities
Diagnosa keperawatan
a. Nyeri b/d proses patologik dan pembedahan
b. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program therapeutic
c. Resiko terhadap cedera fraktur patologik b/d tumor
d. Koping tidak efektif b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses
Penyakit dan system pendukung yang tidak adekuat
e. gg. harga diri b/d hilangnya bagian tubuh/perubahan kinerja peran
Komplikasi potensial yang dapat timbul
a. penyembuhan luka lambat
b. defesiensi luka lambat
c. infeksi
Intervensi
a. Pengontrolan nyeri dengan teknik psikologik dan farmakologik
b. Berikan HE mengenai proses penyakit dan program terapi
c. Sangga tulang yang sakit dan pembatasan BB
d. Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut, keprihatinan, dan perasaan mereka.
e. Berikan motivasi, dorong kepercayaan diri, pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri.
Menangani komplikasi potensial
a. Tekanan pada daerah luka harus diminimalkan, ubah posisi pasien sesering
mungkin, tempat tidur teurapetik
b. Berikan nutrisi yang memadai, kolaborasi anti emetika dan teknik relaksasi
c. Kolaborasi antibiotic profilaksis dan teknik balutan aseptic, hindari infeksi lain
Label
ALAMAT KAMPUS
ALAMAT PTS
Aplikasi
BAHASA INDONESIA
BAHASA INGGRIS
BAHASA JEPANG
BATU ALAM
BIBIT TANAMAN
BISNIS
BLOGGING
BUDAYA
CARA
CARA DOWNLOAD
CONTOH
Desa
DINAS
EBOOK
HANDPHONE
HEALTH
ILMU KOMPUTER
ILMU MANAJEMEN
ILMU SENI DAN BUDAYA
JUAL BELI
KOMPUTER
KONTES
LAPORAN
MAJALENGKA
MAKALAH AGAMA KRISTEN
MAKALAH ANTROPOLOGI
MAKALAH AQIDAH
MAKALAH BAHASA SUNDA
MAKALAH BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH BIOLOGI
MAKALAH BISNIS
MAKALAH EKONOMI
MAKALAH EKONOMI ISLAM
MAKALAH FILSAFAT
MAKALAH FIQIH
MAKALAH FISIKA
MAKALAH GEOGRAFI
MAKALAH GEOLOGI
MAKALAH ILMU KALAM
MAKALAH ILMU PENDIDIKAN
MAKALAH ILMU SOSIAL
MAKALAH KEBIDANAN
MAKALAH KEPERAWATAN
MAKALAH KESEHATAN
MAKALAH KIMIA
MAKALAH KOMPUTER
MAKALAH MANAJEMEN
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH PENJAS
MAKALAH PPKN
MAKALAH PSIKOLOGI
MAKALAH SEJARAH
MAKALAH SEJARAH ISLAM
MAKALAH SOSIAL BUDAYA
MAKALAH SOSIOLOGI
MAKALAH TARIKH ISLAM
MAKALAH TASAWUF
MAKALAH UMUM
MASAKAN
MLM
MODUL
MOTIVASI
NGOCEH ACHHH
OBAT TRADISIONAL
PENDIDIKAN
PENELITIAN
PRAKARYA
PRESENTASI
PROPOSAL
PSYCHOLOGY RESEARCH PAPER
RESUME
RPP
SEJARAH
SEKOLAH
SEO
Silabus
SKRIPSI
SKRIPSI EKONOMI
SOAL
SOAL BAHASA INGGRIS
SOAL BAHASA JEPANG
SOAL BAHASA SUNDA
SOAL BIOLOGI
SOAL EKONOMI
SOAL KOMPUTER
SOAL PPKN
SOAL SEJARAH
SOAL SENI BUDAYA
SOAL SOSIOLOGI
SOFTWARE
TESIS HUKUM
TOKO ONLINE
TUTORIAL LINUX
WORDPRESS INDONESIA
0 komentar:
Posting Komentar