Hampir semua jenis tumor lambung bersifat ganas. Dan penyakit ini merupakan penyeban kematian ke 7 akibat kanker
Insiden lebih sering pada pria de bandingkan dengan wanita, dan menyerang pada usia 50 – 70 tahun
Penyebab:
Penyebab pasti belum di ketahui
Hipotesa:
Perubahan mukosa lambung yang abnormal → gastutis antropik → aklorhidria dan hipoklorhidria
Factor pre karsinogen:
a. ulkus ventrikuli
b. polip di lambung
c. anemia pernisiose
Factor predisponsisi:
a. keadaan lingkungan
b. kebiasaan hidup
c. ras
d. kebiasaan diet → makanan atau minuman serba panas→dalam jangka waktu lama → kelainan esophagus dan lambung. Minuman dan makanan panas merupakan factor karsinogen karena:
1. Terjadi perubahan seluler yang langsung atau spesifik karsinogen
2. Beraksi sebagai ko karsinogen
3. Terjadi iritasi kronis dan gastiris
4. Berkurangnya barier mukosa yang normal, karena adanya penetrasi zat – zat karsinogen
Factor Herediter
Golongan darah → gol. Darah A
Pastofiologi
1/3 distal lambung→adeno karsinoid (Poliploid, ulseratif, infiltrastif) →gejala mirip ulkus peptikum →metastase dinding lambung → jaringan terdekat, pembuluh limpha, kelenjar limpha regional I lambung, dan organ – oragan perut lainya serta intra peritoneal
Manifestasi klinik
Keluhan yang di rasakan bersifat ringan dan samar
Keluhan umum
Badan lemah
BB menurun
Anorexia
Suhu tubuh meningkat (kadang – kadang)
Anemia (sedikit)
Rasa tak enak pada perut bagian kanan atas
Dyspepsia
Regurgitas
Perut terasa panas
Nyeri atau pedih mirip keluhan ukus peptikum
Dispagia (ca di ujung kardia lambung)
Hematemesisi melena (20% dari penderita )
Perforasi
Tahap berat
a. Dyspepsia makin nyat dan berat
b. Nyeri terus menerus
c. Nausea dan vomitus
d. Muntah warna hitam seperti kopi (stenosis pilorik)
e. Feses terdapat darah
f. Badan sangat lemah dan penurunan berat badan yang drastic
Prosedur DX
1. Test feses benzidin
2. Sitolog penyebaran sel kanker
3. Rontegn, fluoros kopi
4. Gastroskopi
5. Gastro biopsy
Pengobatan
1. Radiasi → efek kurang berhasil
2. kemoterapi → kurang berhasil
3. pembedahan
a. Gastrktomi sub total → Ca Menyebar ke luar lambung
b. Esofago Jeyusutomy (gastrektomi total)
Prognosis
Five year survival rate kurang lebih 5% - 10 %
Asuhan Keparawatan
a. Perawatan pre operatif
Focus utama → mendidik pasien dalam hal latihan nafas dalam (pembedahan abdomen bagian atas), langkah – langka post op (NGT dan pemberian cairan perenteral hingga peristaltic normal kembali)
b. Perawatan post Operatif
1. Meningkatkan ventilasi paru – paru
a. usahakan agar pasien mika miki, bernafas dalam dan batuk paling sedikit 2 jam atau kurang hingga ambulasi pasien baik
b. berikan obat analgetik sebelum melakukan aktifitas untuk mengupayakan partisipasi aktif pasien (sehingga meningkatkan ventilasi)
c. rubah posisi pasien untuk meningkatkan pengembangan rongga dada (posisi fowler sedang atau tinggi)
2. meningkatkan nutrisi
a. ukurlah drainase NGT dengan akurat untuk menentukan pergantian cairan dan lektrolit
b. monitor tanda – tanda kebocoran anastromosisi )nyeri, demam ) ketika cairan peroral di berikan
c. tambahkan jumlah kecil makanan yang di haluskan dengan interval yang sering hingga makanan di toleransi dengan baik
d. monitor adanya rasa cepat kenyang dan regurgitas
e. jika terjai regurgitas
f. laporkan tanda – tanda sindrom dumping (kelmahan, keletihan, palpitasi jantung, diaforesis, rasa penuh, mual danmuntah) kepada Dokter
g. monitor BB
3. Berikan rasa nyaman
a. berikan perawatan mulut yang baik hingga cairan perolal di berikan
b. berikan pengobatan analgetik yang adekuat pada hari – hari untuk mencegah rasa nyeri
c. tahan daerah insisi sebelum pasien batuk
d. usahakan ambulasi
4. penkes
a. tingkatkan secara bertahap sejumlah makanan pada setiap kali makan hingga pasien mampu makan 3 kali sehari jika memungkinkan
b. jika rasa tak enak terjadi setelah makan, turunkan ukuran makanan dan jumlah cairan ketika makan dan makan lebih perlahan – lahan
c. hindarkan stress jika mungin selama dan segera setelah makan makan, rencanakan periode istirahat setelah makan
d. ketika berbaring, angkatlah kepala (jika lambung bagian kardial diangkat) untuk mencegah gastroesofageal refluk (nyeri ulu hati)
e. gunakan langkah – langkah untuk memodifikasi efek – efek dari stress
f. monitor bb dengan teratur
g. laporkan tanda – tanda komplikasi (muntah setelah makan, peningkatan rasa penuh pada perut, bertambah lemah, hematemesis, melena, rasa nyeri, dan diare menetap)
Golongan darah → gol. Darah A
Pastofiologi
1/3 distal lambung→adeno karsinoid (Poliploid, ulseratif, infiltrastif) →gejala mirip ulkus peptikum →metastase dinding lambung → jaringan terdekat, pembuluh limpha, kelenjar limpha regional I lambung, dan organ – oragan perut lainya serta intra peritoneal
Manifestasi klinik
Keluhan yang di rasakan bersifat ringan dan samar
Keluhan umum
Badan lemah
BB menurun
Anorexia
Suhu tubuh meningkat (kadang – kadang)
Anemia (sedikit)
Rasa tak enak pada perut bagian kanan atas
Dyspepsia
Regurgitas
Perut terasa panas
Nyeri atau pedih mirip keluhan ukus peptikum
Dispagia (ca di ujung kardia lambung)
Hematemesisi melena (20% dari penderita )
Perforasi
Tahap berat
a. Dyspepsia makin nyat dan berat
b. Nyeri terus menerus
c. Nausea dan vomitus
d. Muntah warna hitam seperti kopi (stenosis pilorik)
e. Feses terdapat darah
f. Badan sangat lemah dan penurunan berat badan yang drastic
Prosedur DX
1. Test feses benzidin
2. Sitolog penyebaran sel kanker
3. Rontegn, fluoros kopi
4. Gastroskopi
5. Gastro biopsy
Pengobatan
1. Radiasi → efek kurang berhasil
2. kemoterapi → kurang berhasil
3. pembedahan
a. Gastrktomi sub total → Ca Menyebar ke luar lambung
b. Esofago Jeyusutomy (gastrektomi total)
Prognosis
Five year survival rate kurang lebih 5% - 10 %
Asuhan Keparawatan
a. Perawatan pre operatif
Focus utama → mendidik pasien dalam hal latihan nafas dalam (pembedahan abdomen bagian atas), langkah – langka post op (NGT dan pemberian cairan perenteral hingga peristaltic normal kembali)
b. Perawatan post Operatif
1. Meningkatkan ventilasi paru – paru
a. usahakan agar pasien mika miki, bernafas dalam dan batuk paling sedikit 2 jam atau kurang hingga ambulasi pasien baik
b. berikan obat analgetik sebelum melakukan aktifitas untuk mengupayakan partisipasi aktif pasien (sehingga meningkatkan ventilasi)
c. rubah posisi pasien untuk meningkatkan pengembangan rongga dada (posisi fowler sedang atau tinggi)
2. meningkatkan nutrisi
a. ukurlah drainase NGT dengan akurat untuk menentukan pergantian cairan dan lektrolit
b. monitor tanda – tanda kebocoran anastromosisi )nyeri, demam ) ketika cairan peroral di berikan
c. tambahkan jumlah kecil makanan yang di haluskan dengan interval yang sering hingga makanan di toleransi dengan baik
d. monitor adanya rasa cepat kenyang dan regurgitas
e. jika terjai regurgitas
f. laporkan tanda – tanda sindrom dumping (kelmahan, keletihan, palpitasi jantung, diaforesis, rasa penuh, mual danmuntah) kepada Dokter
g. monitor BB
3. Berikan rasa nyaman
a. berikan perawatan mulut yang baik hingga cairan perolal di berikan
b. berikan pengobatan analgetik yang adekuat pada hari – hari untuk mencegah rasa nyeri
c. tahan daerah insisi sebelum pasien batuk
d. usahakan ambulasi
4. penkes
a. tingkatkan secara bertahap sejumlah makanan pada setiap kali makan hingga pasien mampu makan 3 kali sehari jika memungkinkan
b. jika rasa tak enak terjadi setelah makan, turunkan ukuran makanan dan jumlah cairan ketika makan dan makan lebih perlahan – lahan
c. hindarkan stress jika mungin selama dan segera setelah makan makan, rencanakan periode istirahat setelah makan
d. ketika berbaring, angkatlah kepala (jika lambung bagian kardial diangkat) untuk mencegah gastroesofageal refluk (nyeri ulu hati)
e. gunakan langkah – langkah untuk memodifikasi efek – efek dari stress
f. monitor bb dengan teratur
g. laporkan tanda – tanda komplikasi (muntah setelah makan, peningkatan rasa penuh pada perut, bertambah lemah, hematemesis, melena, rasa nyeri, dan diare menetap)
orang ciremai belah mana yeuh???urang orang kuningana! maneh dimana? kenalan atuh kakang...
BalasHapustong hilap ka blog urang!
Triubaya.blogpsot.com
hatur nuhun,,,