MAKALAH EKONOMI TENTANG DAMPAK PEMBELIAN PESAWAT TEMPUR SUKOI

Anakciremai
By -
0
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Keadaan perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun mengalami fluktuasi ditambah lagi dengan adanya masalah pembelian Pesawa Terbang Sukhoi dari Rusia yaitu SU – 30 KN dan SU – 27 Flanker, keadaan keamanan Nasional yang labil dengan hal tersebut penulis merasa tertarik unutk membuat sebuah makalah.
Makalah yang kami susun ini akan membahas tentang dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pembelian Pesawat Tempur Sukhoi dengan cara Imbal Dagang . Pembahasan masalah dalam pembuatan makalah ini tidak akan dibahas secara mendetail, tetapi hanya secara garis besarya saja. Makalah yang akan disusun ini kami beri judul :
“ DAMPAK PEMBELIAN SUKHOI TERHADAP KESTABILAN PEREONOMIAN INDONESIA “

B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
a. Mengetahui maksud dan tujuan pemerintah membeli Pesawat Sukhoi.
b. Mencari tahu dari mana pemerintah mendapat anggaran biaya untuk membeli Pesawat Sukhoi dari Rusia.
c. Mengetahui tentang dampak pembelian Pesawat Sukhoi SU – 30 KN dan SU – 27 Flanker terhadap perekonpmian Indonesia.
d. Mengetahui badan atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pembelian Pesawat Sukhoi.
e. Mengetahui dampak pemelian Pesawat Sukhoi dari Rusia terhadap Pertahanan Nasional.






BAB II
DAMPAK PEMBELIAN SUKHOI
TERHADAP KESTABILAN PEREKONOMIAN INDONESIA

A. Latar Belakang Pembelian Pesawat Sukhoi
Pembelian empat Pesawat Sukhoi jenis SU – 27 dan SU – 30 serta dua Helicopter MI – 35 P buatan Rusia itu berawal dari lawatan Presiden Megawati Sukarno Putri ke sejumlah negara Eropa, termasuk Rusia beberapa waktu yang lalu.
Pembelian Pesawat ini menurut Megawati dilakukan mengingat sejumlah pesawat tempur Indonesia sudah tidak layak terbang dan Out of date.
Pesawat tempur yang dinilai sudah tidak layak itu adalah jenis Hawk buatan 1942 – 1943 akibat keterbatasan suku cadang, sebagai konsekwensi dari Embargo Militer Amerika Serikat dan Inggris terhadap sejumlah peralatan TNI – AU.
Selain itu juga pemerintah khususnya TNI memang sudah berencana melengkapi jumlah Pesawat Tempur terutama Pesawat Sukhoi minimal satu skuadron atau 16 pesawat untuk dapat mewujudkan kekuatan udara yang ril dan untuk mempertahankan keutuhan Wilayah Nusantara ( Indonesia ) sehingga Pemerintah berencana membeli Pesawat Sukhoi dari Rusia.
Namun bukan hanya itu saja alasan Pemerintah dalam pembelian Pesawat Sukhoi tersebut yang pembayarannya emlalui Imbal Dagang yang berupa CPO ( Crude Palm Oil ) dan Karet, melainkan agar terjalinnya hubungan baik antar dua negara sehingga tidak timbul permusuhan dan hal ini jelas menunjukan bahwa Indonesia mampu bekerjasama atau menjalin hubungan baik dengan negara lain.

B. Dampak Pembelian Sukhoi
B. 1 Dampak terhadap Industri
Pembelia dua Pesawat Zet Tempur Sukhoi SU - 31KI dan dua buah SU – 27 Flanker, serta dua buah Helikopter MI 35 yang dilakukan antar dua negara yaitu Indonesia dan Rusia. Semua ini harus dilakukan dengan cara Imbal Dagang . Komoditas yang digunakan untuk imbal dagang ini antara lain CPO ( Crude Palm Oil ) dan Karet. Secara tidak disadari semua ini dapat berpengaruh terhadap perindustrian di Indonesia. Dampak imbal dagang tersebut diantaranya hasil produksi Indonesia menurun terutama industri minyak dan industri karet.
Semua ini disebabkan oleh sebagian bahan dasar atau bahan mentah akan di imbal dagangkan . Hal ini juga berdampak terhadap nilai ekspor, nilai ekspor akan semakin menurun karena menurunnya nilai ekspor tersebut maka pemasukan terhadap kas negarapun menurun.

B. 2 Dampak terhadap Pertahanan Nasional
Dengan dibelinya Pesawat Tempur Sukhoi SO – 30 KN dan SU – 27 Flanker yang ditanda tangani oleh Prsiden Megawati Sukarno Putri saat berkunjung ke Rusia bulan April lalu, telah memberikan dampak terhadap Pertahanan Nasional Negara Indonesia . Namaun dalam pembelian Pesawat itu tampak adanya keributan yang berkepanjangan dan kini sudah mulai terungkap pembiayaan dalam pembelian Pesawat Tempur Sukhoi. Dalam kontrak Imbal Dagang tersebut Badan Urusan Logistik ( Bulog ) harus menyediakan uang tunai sebesar 30 Juta dollar AS Sebagai uang muka, untuk keperluan itu Bulog harus meminjam dana dan tidak kurang dari 26 Juta dollar AS dari Bank Umum Koperasi Indonesia, seperti yang diakui oleh Menteri Keuangan, pembelian Pesawat Sukhoi akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 77,57 Juta dollar AS pada tahu 2003 dan 114,63 Juta dollar AS pada tahun 2004, itu pun baru berkaitan dengan pengadaan empat Pesawat Tempur Sukhoi yang hampir tidak berarti lagi bila berhenti sampai disitu saja.
Setelah pembelian Pesawat Tempur Sukhoi mengakibatkan dampak terhadap Pertahanan Nasional Indonesia, seperti bertambahnya pesawat tempur bagi Indonesia, untuk membangun kekuatan tempur diudara dan juga menambah peralatan tempur TNI yang lengkap untuk menjaga Pertahaan dan Keamaanan Nasioal Bangsa Indonesia.

B. 3 Dampak Terhadap Hubungan Dengan Negara Lain
Dengan pembelian Pesawat Sukhoi dari Rusia menyebabkan adanya hubungan bilateral antara Indonesia - Rusia ini menjadi baik dalam penjualan imbal dagang ini agen masing-masing akan dilibatkan langsung.
Dari pihak Indonesia akan diwakili oleh Bulog sedangkan dari Rusia akan diwakili oleh Rosoboran.
Bulog yang akan menyampaikan penawaran itu kepada pihak Rusia dengan demikian akan diperoleh kepastian harga jual komoditas dan tidak ada bantingan – bantingan harga , sehingga permainan harga terhadap komoditas bisa ditekan. Sehingga pengusaha maupun negara tidak dirugikan. Dalam perundingan pertama pihak Rosoboran tidak mau membuat pola kesepakatan dua agen karena pemasok peralatan Sukhoi dilakukan banyak perusahaan
Mereka yang tidak menyepakati harga jual karena Indonesia berusaha untuk memperoleh harga yang kompetitif sedangkan Rusia ingin setinggi mungkin.
Pihak Indonesia menyambut baik Keputusa Pemerintah yang mengadakan kerjasama teknologi militer dengan Rusia dan Negara eks Blok Timur lainnya.
Pembelian Pesawat SU – 30 KI dan SU – 27 Flanker perlu dicermati lebih dalam karena ada tiga masalah yang harus diklarifikasi pemerintah, yaitu Proses Pembelian Pesawat, Kualitas Barang dan Sistem Pembayaran.


BAB III
KESIMPULAN

Dengan dibelinya 2 pesawat tempur yaitu Pesawat Sukhoi SU – 27 SK dan SU – 30 serta dua buah Pesawat Helikopter MI – 35 F yang dilakukan antara Indonesia dan Rusia yang dilakukan dengan cara imbal dagang. Komoditas yang digunakannya antara lain CPO ( Crude Palm Oil ) dan Karet ini menjadi perdebatan antara yang setuju dan yang tidak setuju.
Ternyata dari pembelian pesawat tempur tersebut menimbulkan dampak – dampak diantaranya dampak terhadap industri Pertahanan Nasioal dan hubungan dengan negara lain ( hubungan bilateral ).
Dampak yang ditimbulkan dari pembelian pesawat tempur tersebut terhadap industri diantaranya menurunnya hasil produksi dalam negeri terutama industri minyak kelapa sawit dan industri karet, karena menurunya hasil industri tersebut maka Nilai Ekspor pun menurun dan Kas Negra pun menurun.
Dampak yang ditimbulkan terhadap pertahanan Nasional dinataranya dengan dibelinya Pesawat Termpur tersebut Pertahanan Indonesia mengalami peningkatan terutama Pertahanan Udara.
Dampak yang ditimbulkan terhadap hubungan antara kedua negara yaitu terciptanya Hubungan Bilateral dengan cara Imbal Dagang.











DAFTAR PUSTAKA


• Wibisono Ramadhan, 2003. “ Hentikan Perdebatan Pembelian Sukhoi “ dalam Pikiran Rakyat. 14 April 2003 . Bandung.
• Wisuda Bambang P, 2003. “ Sukhoi dan Minimnya Uang Operasi Prajurit “ . dalam Kompas. 20 J u n i 2003. Jakarta.
• Eliana, 2003. “ Panja Sukhoi Minta Presiden Sanksi “. Dalam Pikiran Rakyat. 5 September 2003. Bandung.
• Bur Eta, 2003. “ Sukhoi ditukar /karet dan CPO “ dalam Kompas. 23 April 203. Jakarta.
• Fey har, 2003. “ Pembiayaan Sukhoi dari Anggaran Rutin “. Dalam Pikiran Rakyat. 23 April 2003. Bandung.
• Mar Fer, 2003. “ Peserta Tender Imbal Dagang CPO – Sukhoi Cuma satu “. Dalam Kompas. 14 Juni 2003. Jakarta.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)