MAKALAH KEDOKTERAN TENTANG PERAWATAN TERHADAP IBU HAMIL DENGAN KASUS PLACENTA PRAEVIA

Anakciremai
By -
0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perdarahan dalam masa kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil. Pada hamil muda sebab-sebab terjadinya pendarahan seperti:
 Abortus
 Kehamilan ektopik
 Mollahydatidosa
Sedangkan pada triwulan terakhir sebab-sebab perdarahan seperti:
 Placenta Praevia
 Solutio placenta
Placenta Praevia sering terdapat pada multigravide dari pada prigravidae dan pada umur yang lanjut. Placenta Praevia mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena atrofi endometrium.
Keadaan ini misalnya terdapat pada:
 Multipara, terutama kalau jarak antara kehamilan-kehamilan pendek
 Pada myoma uteri
 Curettage yang berulang-ulang
Kasus di atas sangat menarik bagi penulis, sehingga penulis mengambil masalah tersebut untuk dijadikan judul laporan, yakni “PERAWATAN TERHADAP IBU HAMIL DENGAN KASUS PRAEVIA DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT
TENTARA CIREMAI CIREBON”

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis menyimpulkan beberapa rumusan masalah yang berhubungan dengan kasus di atas antara lain:
1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya placenta Praevia?
2. Apakah yang dimaksud dengan placenta Praevia?
3. Bagaimana tanda dan gejala pada placenta Praevia?
4. Apa yang membedakan antara perdarahan placenta Praevia dan perdarahan solutio placenta?
5. Apa bahaya placenta Praevia untuk ibu dan janin?
6. Bagaimana diagnosa placenta Praevia?
7. Apa macam-macam placenta Praevia?
8. Bagaimana penanganan atau therapi yang harus dilakukan terhadap pasien dengan kasus tersebut.

1.3 Tujuan PKL
1. Tujuan Umum
- Untuk mempraktekan teori yang didapat selama pendidikan
- Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia kesehatan
- Untuk membedakan antara teori dengan praktek
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengertian placenta Praevia
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan placenta Praevia
- Untuk mengetahui tanda dan gejala pada placenta Praevia
- Untuk membedakan antara perdarahan pada placenta Praevia dan perdarahan pada solutio placenta
- Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan pa ibu dan janin yang mengalami placenta Praevia
- Untuk mengetahui penanganan atau therapi yang harus dilakukan terhadap pasien dengan kasus placenta Praevia
- Untuk mengetahui macam-macam placenta Praevia
- Untuk mengetahui diagnosa pada placenta Praevia

1.4 Manfaat PKL
Adapun manfaat dari PKL adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Mendapat pengetahuan serta wawasan yang ke lebih luas
b. Dapat memberikan sumbangan baik tenaga dan pikiran pada pihak Rumah Sakit
2. Manfaat praktis
a. Mendapat pengalaman nyata dalam menangani kasus kesehatan
b. Dapat memberikan masukan bagi penulis tentang bagaimana cara atau upaya yang harus dilakukan dengan adanya kasus placenta Praevia pada ibu hamil

1.5 Metode Penulisan
Dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini akan menggunakan beberapa metode yang lazim dipergunakan antara lain:
1. Observasi
Merupakan suatu pengumpulan data melalui pengamatan langsung
2. Study Pustaka
Merupakan pengumpulan data yang digunakan dengan cara mempelajari dan mengkaji permasalahan melalui buku, teoritis, dan lain-lain yang berhubungan dengan laporan.

1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan PKL
1.4 Manfaat PKL
1.5 Metode Penulisan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Placenta Praevia
2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Placenta Praevia
2.3 Tanda Dan Gejala Pada Placenta Praevia
2.4 Perbedaan Antara Perdarahan Placenta Praevia Dengan Solutio Placenta
2.5 Bahaya Placenta Praevia Bagi Ibu Hamil Dan Janin
2.6 Macam-Macam Placenta Praevia
2.7 Diagnosa Pada Placenta Praevia
2.8 Penanganan Atau Terapi Pada Placenta Praevia
BAB III HASIL PKL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktek Kerja Lapangan
3.2 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Placenta Praevia
Secara etimologi placenta Praevia berasal dari kata prae = depan, vias = jalan. Jadi palcenta praevia diterjemahkan placenta yang implantasinya tidak normal karena letak rendah sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium Implementasi placenta yang normal ialah pada dinding depan atau belakang rahim di daerah pundus uteri

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Placenta Praevia
Placenta Praevia mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena atropi endometrium kurang baik misalnya karena atropi endometrium keadaan ini misalnya terdapat pada:
- Multipara, terutama kalau jarak antara kehamilan pendek
- Pada myoma uteri
- Curettage yang berulang-ulang
Keadaan endometrium yang kurang baik, menyebabkan bahwa placenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Karena luasnya mendekati atau menutupi ostium internum. Mungkin juga placenta Praevia disebabkan implementasi telur yang rendah.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya placenta Praevia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti akan tetapi kemungkinan faktor penyebabnya ialah:
1. Multigravide > 35 tahun
2. Primigravidae < 25 tahun
3. Pada umur yang lanjut

2.3 Tanda dan Gejala Pada Placenta Praevia
Tanda dan gejala yang terpenting pada placenta Praevia ialah:
1. Perdarahan tanpa nyeri
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun. Biasanya perdarahan karena placenta Praevia baru timbul setelah bulan ke tujuh hal ini disebabkan karena:
- Perdarahan sebelum bulan ke tujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus
- Perdarahan pada placenta Praevia disebabkan karena pergerakan antara placenta dan dinding rahim.
Perdarahan pada placenta Praevia bersifat berulang-ulang setelah terjadi pergeseran antara placenta dan dinding rahim maka regangan dinding rahim dan tarikan pada cervix berkurang, tapi dengan majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru kejadian ini berulang-ulang.
Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan intervillosa akan tetapi dapat juga berasal dari anak kalau jonjot terputus atau pembuluh darah placenta yang lebih besar terbuka.
2. Kepala anak sangat tinggi
Karena placenta terletak pada kutub bawah rahim, kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul
3. Pada placenta Praevia lebih sering terdapat kelainan letak
Jika perdarahan disebabkan oleh placenta Praevia atau placenta letak rendah maka robekan selaput harus marginal (kalau persalinan terjadi pervoginam).
Pada placenta Praevia mungkin sekali terjadi perdarahan postpartum karena:
- Kadang-kadang placenta lebih erat melekat pada dinding rahim (placenta accreta)
- Daerah perlekatan luas
- Daya kontraksi segmen bawah rahim kurang
Kemungkinan infeksi nifas besar, karena luka placenta lebih dekat pada ostium dan merupakan porte di entrée yang mudah tercapai lagi pada pasien biasanya anemis karena perdarahan hingga daya tahannya lemah.

2.4 Perbedaan Antara Placenta Praevia Dan Solutio Placenta
1. Placenta Praevia
- Perdarahan tanpa nyeri
- Perdarahan berulang-ulang partus
- Perdarahan keluar banyak
- Bagian depan tinggi
- Bunyi jantung janin biasanya ada
- Pada toucher teraba jaringan placenta
- Robekan selaput marginal
2. Solutio placenta
- Perdarahan dengan nyeri
- Perdarahan segera disusul partus
- Perdarahan keluar hanya sedikit
- Palpasi sukar
- Bunyi jantung janin biasanya tidak ada
- Pada toucher tidak teraba jaringan placenta
- Ada impressi pada jaringan placenta karena haematon

2.5 Bahaya Placenta Praevia Untuk Ibu Dan Janin
1. Bahaya untuk ibu
- Perdarahan yang hebat
- Infeksi-infeksi
- Emboli udara ke paru-paru jarang
2. Bahaya untuk janin
- Hypoxia (kekurangan udara)
- Perdarahan dan syock
2.6 Macam-Macam Placenta Praevia
Penentuan macamnya placenta Praevia tergantung pada besarnya pembukaan. Misalnya placenta Praevia marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi placenta Praevia lateralis pada pembukaan 5 cm; begitu pula placenta Praevia totalis pada pembukaan 3 cm, dapat menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm.
Maka penentuan macamnya placenta Praevia harus disertai dengan keterangan mengenai besarnya pembukaan misalnya placenta Praevia lateralis pada pembukaan 5 cm.
1. Placenta Praevia totalis
Seluruh ostium tertutup oleh placenta pada placenta Praevia totalis biasanya tidak bisa berlangsung partus normal.
2. Placenta Praevia lateralis
Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh placenta pada placenta Praevia ini juga tidak bisa berlangsung partus normal.
3. Placenta Praevia marginalis
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan placenta pada keadaan ini masih bisa berlangsung partus normal.

2.7 Diagnosa Placenta Praevia
Kalau seorang wanita hamil mengalami perdarahan dalam triwulan terakhir maka placenta Praevia dan solutio placenta harus diduga. Kewajiban dokter atau bidan ialah untuk mengirim pasien selekas mungkin ke Rumah Sakit tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan dalam atau pemasangan tampon. Kedua tindakan ini hanya menambah perdarahan dan kemungkinan infeksi.
Karena perdarahan pada wanita hamil kadang-kadang disebabkan oleh varices yang pecah dan kelainan cervix (polyp, erosio, ca) maka di Rumah Sakit dilakukan pemeriksaan inspeculo terlebih dulu untuk menyampingkan kemungkinan ini. Pada placenta Praevia keluar darah dari ostium exterum
Sebelum tersedia darah dan kamar operasi siap tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam, karena pemeriksaan dalam ini dapat menimbulkan perdarahan yang membahayakan.
Diagnosa pasti kita buat dengan pemeriksaan dalam di kamar operasi dan kalau sudah ada pembukaan, pemeriksaan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menimbulkan perdarahan yang disebabkan perabaan.
Telah dikemukakan bahwa seorang dokter pada pasien dengan perdarahan anterpartum tidak boleh melakukan pemeriksaan dalam dan juga tidak boleh memasang tampan, yang sebaliknya ialah pengiriman pasien segera ke Rumah Sakit yang besar. Ketentuan ini didasarkan atas kenyataan bahwa:
- Perdarahan Praevia pada placenta Praevia jarang membawa maut
- Pemeriksaan dalam data menimbulkan perdarahan yang hebat



2.8 Penanganan Atau Terapi Yang Harus Dilakukan Pada Pasien Dengan Kasus Placenta Praevia
Pengobatan placenta Praevia dapat dibagi dalam 2 golongan:
a. Terapi Aktif
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut
1. Cara vaginal, yang dimaksud untuk mengadakan tekanan pada placenta dan dengan demikian menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka (tamponnade placenta)
2. Dengan sectio caesarea, dengan maksud mengosongkan rahim hingga rahim dapat mengadakan retraksi dan menghentikan perdarahan
Sectio caesarea juga mencegah terjadinya robekan cervix yang agak sering terjadi dengan usaha persalinan pervaginam pada placenta praevia
b. Pengobatan Ekspektatip
Kalau janin masih kecil hingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil sekali, sikap eksperktif tentu hanya dapat dibenarkan kalau keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali.
Syarat bagi terapi ekspektatip ialah bahwa keadaan ibu masih baik (Hb-nya normal) dan perdarahan tidak banyak.

BAB III
HASIL PKL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktek Kerja Lapangan
Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan didapatkan data pendertita placenta Praevia selama 5 bulan (Januari-Mei) pada tahun 2005, ada 7 orang dari data kasus kebidanan yang berjumlah 318 penderita.



Bulan

Jumlah
Pasien Yang Mengalami Perdarahan Dengan Placenta Praevia

Batas
Kebidanan

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

3

-

1

1

2

64

51

74

59

70

Jumlah

7

318



Jadi kasus perdarahan dengan placenta Praevia seluruhnya pada tahun 2005 ada 0,2 % dari data kasus kebidanan yang ada di ruang Teratai Rumah Sakit Tentara Ciremai Cirebon.


3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan pihak Rumah Sakit Tentara Ciremai Cirebon, penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya placenta Praevia pada ibu hamil secara umum belum diketahui secara pasti tetapi kemungkinan penyebabnya ialah:
- Multigraidae > 35 tahun
- Premigravidae < 25 tahun
- Pada usia lanjut
2. Tanda dan gejala pada placenta Praevia
a. Perdarahan tanpa nyeri
b. Kepala anak tinggi
c. Biasa terjadi kelainan letak
3. Perawatan terhadap pasien dengan kasus perdarahan placenta Praevia ialah:
- Memeriksa T.P.R.S
- Tekanan Darah : Untuk mengetahui berapa tekanan darah pasein
- Pulse (nadi) : Untuk mengetahui berapa denyut nadi pasien
- Respirasi : Untuk mengetahui berapa pernafasan pasien
- Suhu : Untuk mengetahui berapa suhu pasien
- Dilakukan pemeriksaan Hb
- Diberi tranfusi darah sesuai dengan kebutuhan
- Dilakukan pemasangan infus RL (Right Laktat)
- Diberikan O2 (oksigen) bila diperlukan
- Terapi menurut sesuai dengan instruksi dokter
4. Tindakan pencegahan pada placenta Praevia
Placenta Praevia mungkin dapat dicegah dengan beberapa cara diantaranya:
- Ibu hamil selalu merawat dan memeriksakan kehamilannya sesering mungkin pada bidan atau institusi kesehatan lainnya
- Mengatur jarak kehamilan dengan cara mengikuti program KB
- Memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup untuk ibu dan janin pada masa kehamilan

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Placenta Praevia ialah placenta yang ada di depan jalur lahir. Jadi yang dimaksud ialah placenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Implantasi placenta yang normal ialah depan atau belakang rahim di daerah pundus uteri. Placenta Praevia mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena atropi endometrium.
Tindakan yang biasa dipilih untuk pengobatan placenta Praevia dan kapan pelaksanaannya tergantung pada faktor-faktor di bawah ini seperti
1. Perdarahan banyak/sedikit
2. Keadaan umum ibu dan anak
3. Besarnya pembukaan
4. Tingkat placenta Praevia
5. Paritas
Placenta Praevia merupakan perdarahan tanpa nyeri. Perdarahan pada placenta Praevia bersifat berulang-ulang setelah terjadi pergeseran antara placenta dan dinding rahim, maka pergeseran renggangan dinding rahim dan tarikan cervix berkurang tapi dengan majunya kehamilan renggangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru.

4.2 Saran
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan beberapa saran sebagai bahan masukan dana koreksi pada pihak lembaga yang terkait dengan pelaksanaan PKL ini. Agar kegiatan PKL yang akan datang jauh lebih baik, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Antara pihak lembaga dan pihak Rumah Sakit diharapkan bisa menjaga komunikasi dengan baik agar dapat memperlancar kegiatan PKL
2. Dalam kegiatan PKL, antara siswa dengan pihak Rumah Sakit harus bekerja sama dan dengan sabar membimbing siswanya agar tercipta keharmonisan dalam bekerja
3. Untuk pihak lembaga pendidikan agar lebih banyak lagi memberikan teori-teori dan lebih memperbanyak praktek agar siswa bisa lebih terampil lagi dalam menangani kasus kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Obstetri Patologi, Bandung; Elstar Offset
2. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obtetri Fatologi Fisiologi. Jakarta; EGC






Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)